Category Archives: Farmakologi
Obat Anti-Depresi, Mekanisme, dan Efek Sampingnya
Sindrom depresi disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa “aminergic neurotransmitter” (noradrenaline, serotonin, dopamine) pada celah sinaps neuron di SSP (khususnya pada sistem limbik), sehingga aktivitas reseptor serotonin menurun.
Obat Anti-Depresi :
Obat anti-depresi yang sering digunakan adalah Amitriptyline.
Mekanisme kerja :
- Menghambat “re-uptake aminergic neurotransmitter”
- Menghambat penghancuran oleh enzim “monoamine oxidase”
Sehingga terjadi peningkatan jumlah “aminergic neurotransmitter” pada celah sinaps neuron tersebut, yang dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas reseptor serotonin.
Obat Anti-Psikosis, Mekanisme, dan Efek Sampingnya
A. Penggolongan obat anti-psikosis :
I. Obat anti-psikosis typical :
1. Phenothiazine
– rantai aliphatic : Chlorpromazine (largactil
– rantai piperzine : Perphenazine, Trifluoperazine , Fuphenazine (anatensol)
– rantai piperidine : Thioridazine
2. Butyrophenone : Haloperidol
3. Diphenyl-butyl-piperidine : Pimozide
Obat IV Anestesi
Obat IV anestesi antara lain : Thiopental (Pentothal), Ketamin (Phencyclidine), Propofol (Isopropylphenol), dan Etomidate (Carboxylate imidazole)
1) Thiopental (Pentothal)
- Barbiturate : ultra-short-acting-barbiturate
- Kerja cepat, induksi nyaman (30-40menit)
- Dapat mencapai semua stage anestesi
- Tapi dapat mengakibatkan depresi cardiovaskular yang serius
Macam Obat Anestesi
Obat anestesi berdasarkan cara penggunaannya, dapat dibagi menjadi :
- Inhalation (volatile) anesthetics
- Non-volatile anesthetics
- Neuromuscular blocking agents
- Local anesthetics
- Autonomic NS drugs
- Adjuncts to anesthesia